Luqman Fikri Amrullah, S.Si., M.Sc. (Biologi)
Kak Fikri menuntaskan perkuliahan S1nya di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kemudian melanjutkan S2 ke College of Health Science and Technology, National Central University (NCU) Taiwan. Kecintaannya terhadap dunia Biologi menjadikan ia bersemangat untuk membagikan ilmunya.

Fajar Wati Siti Zulaihah, S.Pd (Bahasa Jawa)

Kak Fajar merupakan alumni Pendidikan Bahasa Jawa, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain mengajar bahasa Jawa, Kak Fajar juga mengajar anak-anak usia dini, berkesempatan membersamai para pemimpin umat di TAUD Sweetheart & iPAUD.

Dulunya, Kak Fajar sempat tidak ingin melanjutkan perjalanan di bangku universitas, tetapi kembali melangkah saat mendengar anak-anak kecil berkidung:

I want to live my life to the absolute fullest, To open my eyes to be all I can be, To travel roads not taken, to meet faces unknown, To feel the wind, to touch the stars, I promise to discover myself, To stand tall with greatness, To chase down and catch every dream..
LIFE IS AN ADVENTURE!

Menurut Kak Fajar, perjalanan menemukan mimpi dan diri tidak berakhir saat beranjak dewasa. Hidupmu adalah petualangan dan proses menemukan jati dirimu tidak berhenti terpaku usia. Kini, Kak Fajar kembali menapaki jalan illahi: berbagi ilmu. Bagi Kak Fajar, berbagi ilmu merupakan berbagi kebahagiaan, healing, sedekah jariyah, dan passion. Untuk bisa sampai di sini, banyak sekali jalan yang harus ditempuh. Teringat gatra dari tembang macapat pocung mengatakan: ngelmu iku, kalakone kanthi laku. Ilmu itu bisa diperoleh dengan laku, yaitu kemauan kuat, perjuangan sungguh-sungguh, doa yang melangit!

 

Lingga Fadzlurazaq (Musyrif)

Kak Lingga merupakan mahasiswa tingkat akhir jurusan Kimia, Universitas Gadjah Mada. Sejauh ini, pengalaman terbaiknya adalah menjadi pembicara di beberapa kesempatan dan menjadi Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa FMIPA UGM. Tetapi, semua itu tidak lebih baik dari kesempatan yang Allah berikan untuk menyelesaikan ziyadah 30 juz Al-Qur’an. Laa hawlaa wa laa quwwata illa billah.

Saat ini, selain mengajar dan menjadi musyrif di SMA Masa Depan, Kak Lingga masih mengulang-ulang hafalannya. Kak Lingga percaya semua orang mempunyai peran tertentu di dunia. Tugas kitalah menemukannya, menerimanya, dan jadi yang terbaik di mata Allah dengan peran tersebut.

 

Ilyas Maulana Yahya, S.Si (Fisika)

Kak Ilyas merupakan alumni Fisika, Universitas Gadjah Mada. Selain menjadi guru di SMA Masa Depan, Kak Ilyas aktif menjadi asisten dosen dalam penelitian, asisten mata kuliah, dan asisten praktikum. Kak Ilyas pernah menerbitkan publikasi ilmiah dalam jurnal internasional dan pernah mengikuti konferensi internasional dalam bidang Fisika. Selain itu, Kak Ilyas juga pernah terlibat dalam program kerelawanan pendidikan Dompet Dhuafa sebagai supervisor dan program pekan kreativitas mahasiswa nasional baik sebagai ketua maupun anggota kelompok.

Bagi Kak Ilyas, tokoh idolanya adalah Presiden Republik Indonesia yang ke-3 yakni B.J. Habibie. Melalui Pak Habibie, Kak Ilyas termotivasi untuk bisa menjadi seorang ilmuwan sekaligus negarawan yang paham Islam sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi agama, bangsa, dan negara. Semboyan hidup sekaligus nasihat terbaik bagi Kak Ilyas adalah berpegang teguhlah pada apa yang diyakini, pertahankanlah, jagalah, dan amalkan dalam kehidupan untuk mencapai ridho Allah SWT.

 

Rosyda Amalia, S.S (Bahasa Indonesia, Akidah, Sejarah Islam)

Kak Rosyda merupakan alumni Sastra Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Selain menjadi guru di SMA Masa Depan, Kak Rosyda juga aktif menulis. Kak Rosyda telah menerbitkan empat buku hingga saat ini, yakni Laki-laki Hujan, Bocah Tengil, dan Wanita Penjual Jamu Gendong (2017), Belajar Keagungan Tuhan dari Alam (2017), Pakaian Terima Kasih (2018), dan Perbincangan di Telepon (2020). Kak Rosyda sempat menjadi pembicara di beberapa kesempatan, tetapi yang paling berkesan adalah ketika mendadak diminta untuk berbincang bersama 3 penyair ternama asal Jerman, Brunei, dan Indonesia dalam acara 4th ASEAN Literary Festival. Kak Rosyda juga pernah menjadi penerima beasiswa prestasi Rumah Kepemimpinan dan terlibat secara aktif di lembaga Forum Lingkar Pena Yogyakarta sebagai sekretaris.

Bagi Kak Rosyda, tokoh idolanya adalah Hamka. Melalui Hamka, Kak Rosyda termotivasi untuk bisa menjadi seorang sastrawan sekaligus ilmuwan yang berdampak besar bagi agama, bangsa, dan negara. Semboyan hidup sekaligus nasihat terbaik bagi Kak Rosyda adalah belajar menjadi agen muslim terbaik.

Rakhman Satrio W., S.Psi (Musyrif)

Kak Rakhman, atau biasa dipanggil Kak Tio, merupakan alumnus Fakultas Psikologi UGM. Selain mengajar di SMA Masa Depan, Kak Tio juga aktif di beberapa lembaga dakwah & keilmuan Islam. Kak Tio memiliki hobi mengkaji berbagai topik keilmuan, seperti Psikologi Islam, Neurosains, Filsafat Manusia, Filsafat Ilmu dalam Islam. Kak Tio telah menuliskan beberapa buku, dengan judul The Nature of Man & The Foundation of Islamic Psychology (2020), Pengantar Islamic Worldview (2020), dan saat ini sedang menulis buku ke-3nya yang bertema Neurosains.

Syed Muhammad Naquib Al-Attas & Malik Badri, merupakan cendikiawan muslim kontemporer yang paling dikagumi Kak Tio. Kak Tio terinspirasi untuk mengikuti jejak langkah keilmuan mereka dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berlandaskan pandangan hidup Islam. Kata-kata yang menginspirasi Kak Tio adalah bersama kekuatan yang besar, terdapat tanggung jawab yang besar. Karena Ilmu adalah kekuatan terbesar, maka para ilmuwan memiliki tanggung jawab yang sangat besar.

 

Hafzatin Nurlatifa, S.Kom (Musyrifah)

Kak Izza merupakan mahasiswa S2 Teknologi Informasi UGM. Selain menjadi musyrifah, Kak Izza juga menjadi asisten dosen, asisten grup riset, dan pengajar program kelas tahsin untuk mahasiswa pascasarjana. Fokus riset Kak Izza yakni bidang human-computer interaction khususnya eye-tracking. Penelitian Kak Izza saat ini adalah meningkatkan responsivitas dan akurasi aplikasi berbasis pandangan mata untuk object selection pada layar display di fasilitas umum. Penelitian tersebut dapat bermanfaat untuk interaksi manusia dan komputer yang lebih hiegienis khususnya di masa pandemi Covid-19. Kak Izza telah memiliki dua publikasi artikel ilmiah dalam bidang eye-tracking dan sedang mempersiapkan publikasi artikel yang ketiga.

Salah satu tokoh yang Kak Izza kagumi adalah Bu Diana Setyawati. Dari beliau Kak Izza terinspirasi untuk menjadi akademisi yang memiliki kesungguhan di berbagai peran baik keluarga, masyarakat, maupun ilmu pengetahuan. Kalimat motivasi kak Izza adalah fastabiqul khairat! yakni semangat untuk berlomba dalam kebaikan.

Muhammad Imam Fatkhurohman, S.Si., M.Sc (Biologi)

Kak Imam menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 nya di Biologi UGM. Selain menjadi guru di SMA Masa Depan, Pak Imam juga menjadi dosen di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kecintaannya dalam Biologi dituangkan dalam hobi memelihara binatang, tanaman, dan juga dalam bentuk tulisan. Dua buku yang telah diterbitkan bersama rekan yang lain adalah Genetika, Pendekatan Sains, Islam, dan Fenomena Lokal (2019) dan Biologi Sel (2021). Satu nasihat terbaik dalam kehidupan bagi Kak Imam adalah bagai pohon, teruslah tumbuh dan bermanfaat.

 

Rifda Hanin Vidyadhara, S.K.G (Musyrifah)

Kak Rifda merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada yang saat ini sedang menempuh pendidikan Profesi Dokter Gigi. Kak Rifda mulai menghafal Al-Qur’an sejak MTs dan menyelesaikannya saat kelas XI MA. Kemudian selama kuliah, Kak Rifda aktif mengikuti berbagai pembinaan dan musabaqoh hifzil qur’an.

Bagi Kak Rifda, tokoh idolanya adalah Dewi N. Aisyah. Melalui Bu Dewi, Kak Rifda termotivasi untuk bisa memaksimalkan perannya sebagai pekerja medis yang berkontribusi besar untuk kepentingan umat. Semboyan hidup sekaligus nasihat terbaik bagi Kak Rifda adalah احرص على ما ينفعك bersemangatlah untuk apa-apa yang bermanfaat bagimu.

 

Astari Husna Masitha, B.Soc.Sc. (Bahasa Inggris dan Sejarah Indonesia)

Kak Astari memperoleh gelar Bachelor of Social Science dari Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang pada tahun 2018 dengan beasiswa 100%. Menekuni bidang Peace Studies (Ilmu Perdamaian) didorong oleh keresahannya terhadap citra Islam di media Barat yang saat itu masih diasosiakan dengan kekerasan dan keterbelakangan. Tahun 2011, kak Astari mendapatkan beasiswa exchange program ke Swiss selama setahun dengan misi memberikan edukasi kepada masyarakat di sana tentang Islam dan Indonesia. Pengalaman tersebut menjadikan Kak Astari fasih berbahasa Inggris, Jerman, dan mengerti dialek Berndeutsch.

Saat ini, disela membesarkan putri pertamanya dan menjadi guru di SMA Masa Depan, Kak Astari juga masih terus belajar meningkatkan wawasan yang interdisipliner dengan ilmu perdamaian seperti Sejarah dan Islamic Psychology. Kak Astari meyakini bahwa untuk menciptakan perdamaian jangka panjang bisa diawali dari pembelajaran di sekolah yang menanamkan rasa syukur menjadi seorang mu’min, berkebangsaan Indonesia, dan keinginan kuat untuk belajar secara kritis tanpa mengompromikan aqidah.

Ayu R K D, S.T (Matematika)

Kak Ayu merupakan alumni Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada dan saat ini mengajar Matematika di SMA Masa Depan. Selain mengajar matematika, Kak Ayu juga mengaplikasikan keilmuannya di beberapa tempat untuk mengembangkan sistem informasi di bidang pendidikan. Kak Ayu juga aktif mengajar programming untuk anak-anak di sela waktunya.

Tokoh idola Kak Ayu adalah Al-Khawarizmi. Bahkan di bidang studi Kak Ayu, Al-Khawarizmi selalu disebut dan tak asing: algoritma. Kemauan untuk belajar dan memperluas sumber belajar dari Al-Khawarizmi menjadi inspirasi untuk Kak Ayu agar tetap belajar dari manapun tanpa henti dan mampu meneladani Al-Khawarizmi : meninggalkan legacy yang bermanfaat untuk umat di masa depan. Motto hidup Kak Ayu saat ini adalah be a muslim ambassador.

 

Yogo Dwi Prasetyo, M.Pd., M.Sc. (Kimia)

Kak Yogo merupakan alumni Magister Pendidikan Sains (Kimia) Universitas Negeri Yogyakarta dan Master of Science (Kimia Organik) Universitas Gadjah Mada. Selain mengajar di SMA Masa Depan, Kak Yogo juga mengajar di SMAN 1 dan 8 Yogyakarta. Kak Yogo juga aktif dalam pengembangan pembelajaran berbasis IT dan cukup sering memenangkan berbagai ajang pengembangan media pembelajaran, di antaranya Juara 1 Lomba Mobile KI Hajar (2012), Juara 1 ICT Camp bidang Media Pembelajaran (2017), Juara 1 Media Pembelajaran dalam rangka Dies Natalis Kimia UNY (2020), serta sebagai kontributor content di BPMPK Kemdikbud dari tahun 2013. Selain itu, Kak Yogo juga bekerja sama dengan Radio Edukasi dalam pembuatan Audio Book untuk anak-anak Disabilitas (2017), ditunjuk oleh Direktorat PSMA sebagai Validator E-Modul (2019), dan juga sebagai Dosen Lepas untuk Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi di Prodi Pendidikan Kimia UII.

Bagi Kak Yogo, tokoh idolanya adalah Jabir Ibnu Hayyan (Bapak Kimia). Melalui Beliau Kak Yogo termotivasi untuk ikut berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berdampak besar bagi agama, nusa, dan bangsa.

Endang Megawati, S.Pd (Pendidikan Kewarganegaraan)

Kak Mega merupakan alumni Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Universitas Negeri Yogyakarta. Selain menjadi guru di SMA Masa Depan, Kak Mega juga aktif dalam di diskusi keindonesiaan menyoal poverty, asasi kemanusiaan, democracy, dan islamic policy di beberapa Organisasi LSM Nasional.

Bagi Kak Mega, tokoh idolanya adalah guru ngajinya dan orang-orang di sekitar yang terus bersemangat menimba ilmu. Salah satu di antaranya adalah Ustad Hamid Fahmy Zarkasyi (Cendekiawan Muslim Indonesia-Gontor). Melalui beliau, Kak Mega termotivasi untuk bisa menjadi seorang cendekiawan dan negarawan muslim yang memiliki dampak bagi lingkungan sekitar, agama, bangsa, dan negara. Semboyan hidup sekaligus nasihat terbaik bagi Kak Mega adalah ngaji terus tiada henti, semangat menjadi penerus estafet kebaikan negeri!

 

Jauhary Nuruddin, Lc., M.H (Bahasa Arab dan Fiqih)

Kak Jauhary, atau biasa dipanggil Kak Joe, merupakan alumni LIPIA dan Magister Hukum Universitas Islam Indonesia. Kak Jauhary memiliki banyak pengalaman mengajar di berbagai pesantren modern.

Kak Joe merasa bahwa jiwanya tercampur berbagai macam rasa dan pemikiran. Hal ini membuat Kak Joe memiliki pemikiran yang luas dan terbuka. Hello world, mengapa aku harus terkurung dalam pikiranku bahwa kamu itu luas?